Sabtu, 05 Mei 2012

Perayaan Hari Kartini @ SMA Pusaka Abadi


30 April lalu seluruh siswa SMA Pusaka Abadi mengadakan perayaan Hari Kartini. Pada awalnya perayaan Hari Kartini yang diketuai oleh Ilham Ang Jaya(XI IPA) ini rencananya akan digelar pada tanggal 23 April, namun karena bentrok dan takut menganggu UN anak-anak SMP maka acara pun diundur ke tanggal 30. Meskipun terhitung aga telat namun perayaan Hari Kartini kali ini tetap berlangsung dengan seru. Nah, ada acara apa aja sih selama perayaan Hari Kartini di PA? Yuk, kita simak artikel berikut!  
Pagi-pagi sekitar pukul 07:30, perayaan Hari Kartini kali ini diawali dengan upacara bendera sebagai penghormatan atas perjuangan R.A. Kartini. Yang unik dari upacara bendera kali ini yaitu semua petugasnya adalah wanita, mulai dari pemimpin, pengibar, pembaca UUD, sampai ajudan pun semuanya wanita. Tantunya ini adalah simbol dari emansipasi wanita!

Suasana upacara


Upacara kali ini dipimpin oleh Yenny(XI IPS II), sementara itu pengibar benderanya berasal dari kelas X ,yakni Betty, Meivi, dan Vivian. Di tengah-tengah upacara ada pidato tentang kesetaraan antara pria dan wanita oleh Ibu Atik selaku pembina upacara. Upacara kali ini juga diiringi oleh tim aubade dari kelas X.


Pengibaran Bendera Sang Saka Merah Putih
Tim aubade kelas X




















Seusai upacara, panitia masih menyiapkan satu acara lagi untuk memeriahkan perayaan kali ini. Kalau sebelumnya sudah ada upacara bendera yang merupakan penghormatan secara formal bagi Ibu Kartini acara selanjutnya bersifat lebih santai. Nah, acara ini diberi nama “Kartini of Pusaka Abadi”.
Karena ini adalah kali pertama acara ini digelar redaksi bakal bantu menjelaskan apa sih inti dari acara ini. Jadi konsep acara ini hampir serupa dengan “Miss Indonesia”, namun bedanya kalau Miss Indonesia pengen nyari seorang duta buat negara kita tercinta, nah acara ini bertujuan untuk nyari duta untuk SMA Pusaka Abadi! Pemenang dari acara ini bakal kita beri gelar “Duta SMA Pusaka Abadi” yang nantinya bakal bantu ngepromosiin nama SMA Pusaka Abadi.
Apa aja sih yang ditekankan untuk menjadi seorang “Duta Pusaka Abadi”? Panita memberikan 3 kriteria utama. Ada Brain alias kecerdasan, ada juga Beauty yakni kecantikan yang tentunya inner and outside, dan yang terakhir ada Ellegance alias keanggunan. Nah kriteria  yang terakhir ini merupakan saran dari Pak Edward untuk merubah kriteria awal dari panitia yakni Behavior menjadi Ellegance.
Dari acara ini bakal diambil 3 winners yakni runner-up 1 dan 2 plus “Duta Pusaka Abadi”. Jadi, apa aja sih yang bakal didapetin mereka? Tentunya mereka bakal dapet piala plus sertifikat. Nah, untuk yang dapet gelar “Duta Pusaka Abadi” alias juara satunya bakal dapet mahkota sebagai simbol gelar “Duta Pusaka Abadi” tadi. Belum berhenti di situ “Duta Pusaka Abadi” yang terpilih juga bakal dapet privillege untuk jadi model cover majalah sekolah SMA Pusaka Abadi edisi pertama(PA_sca!) yang rencananya bakal terbit di pertengahan Juni ini. Ok, so let’s see how the event was and who is the first “Duta Pusaka Abadi”!
Tak lama setelah upacara panita langsung bersiap nyiapin perlengakapan acara yang bakal di gelar di Chicken Tower ini dan para peserta udah siap-siap berdandan dan mengenakan pakaian tradisional asal Indonesia, Kebaya. Yup, tentunya semua peserta dari ajang pemilihan duta kali ini diwajibkan mengenakan Kebaya. Beberapa saat sebelum acara dimulai hujan sempat mengguyur selama sekitar 20 menit. Namun, dengan semangat Ibu Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” acara tetap dilanjutkan. Hehe...

Hadiah yang dipersiapkan Panitia
Setelah persiapan sudah mantap dan para peserta sudah siap, acara pun dimulai pada pukul 10:00. MC acara sekaligus ketua panitia, Ilham mebuka acraa dengan memperkenalkan ketiga dewan juri. Ajang pemilihan “Duta Pusaka Abadi” yang pertama ini memiliki dewan juri yang terdiri atas Ibu Atik, Pak Edward, dan Bu Refa. Satu demi satu kontestan dipanggil dari kelas XA untuk  berlenggak-lenggok menuju ke venue acara di Chicken Tower. Wanita-wanita cantik berbalut kebaya ini adalah perwakilan dari tiap kelas, masing-masing kelas mengirimkan 2 orang perwakilannya yang dipilih oleh suatu tim rahasia dari panitia. Hhe... Mereka adalah Aurelia(XA), Canna(XA), Dianty(XB), Yuniko(XB), Melvy(XI IPA), Marvina(XI IPA), Sanny(XI IPS I), Claudia(XI IPS I), Stephanie(XI IPS II), dan Selviana(XI IPS II).

Para Dewan Juri(dari kiri: Bu Refa, Bu Atik, Pak Edward)
Para kontestan dan guru-guru
Kontes ini bakal dibagi jadi dua babak. Pada babak yang pertama mereka harus menjawab pertanyaan yang ditulis oleh tiap-tiap peserta sebelum lomba dimulai yang bakal diundi secara acak oleh mereka sendiri. Yang sedikit lucu, ada juga beberapa peserta yang mendapat pertanyaan dari dirinya sendiri. Sebelum menjawab pertanyaan mereka harus memperkenalkan diri dulu kepada para dewan juri. Perkenalan ini boleh disampaikan dalam berbagai bahasa. Seperti Melvy dan Marvina misalnya yang memeperkenalkan diri mereka dengan bahasa Mandarin ataupun Sanny yang menggunkan Indonesia, Inggris, dan Mandarin dalam perkenalannya. Setelah perkenalan mereka diinterwiew sedikit mengenai interests mereka maupun tokoh favorit mereka. Ternyata, sebagian besar dari mereka mengaku mempunyai ketertarikan di bidang seni.Dianty, Sanny, dan Yuniko misalnya yang turut menunjukkan sedikit keterampilannya dalam bernyanyi. Selain itu, banyak pula yang mengaku bahwa sosok ‘Ibu’ adalah tokoh favorit mereka.


Setelah perkenalan mereka bersiap menjawab pertanyaan yang mereka ambil secara acak. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan berputar mengenai emansipasi dan perjuangan ibu Kartini. Beberapa kontestan terlihat sedikit tegang dalam menjawab, ada pula yang dapat dengan lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Dari babak pertama ini diambil 5  kontesetan yang akan melaju ke babak kedua alias final. Kelima orang itu adalah: Dianty, Yuniko, Marvina, Canna, dan Sanny.

Salah seorang kontestan, Dianty menjawab pertanyaan yang didapat dari hasil undian
5 Besar bersama dengan Ibu Yenny
Di babak kedua ini mereka tidak lagi mengundi pertanyaan melainkan yang diundi adalah juri yang akan memberikan mereka pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh para dewan juri pun bermacam-macam mulai dari kesetaraan gender hingga topik seputar go green di sekolah.

Runner-up 1: Yuniko

 Jawaban-jawaban yang diberikan pun juga tak kalah menarik. Seperti jawaban dari Marvina ketika ditanya mengenai perubahan yang akan ia berikan bagi Pusaka Abadi. Vina menekankan bahwa perubahan harus dimulai dari dalam dari hal-hal yang kecil baru menuju hal-hal yang besar.

Runner up-2: Marvina 


Jadi, menurutnya perubahan harus dimulai dari perubahan dalam level kelas baru beranjak ke level-level lebih besar lainnya seperti sekolah maupun lingkungan sekitar. Ada juga jawaban dari Sanny mengenai pentingnya seminar dan workshop sebagai media penyuluhan pentingnya go green sebagai respon atas pertanyaan Pak Edward seputar go green at school.

"Duta Pusaka Abadi" terpilih Sanny menjawab pertanyaan P. Edward seputar topik go green
Dari babak final ini diperoleh 3 pemenang, yakni: Sanny Oktovia(Duta Pusaka Abadi), Yuniko Putri(runner-up 1), dan Marvina(runner-up 2). “Duta Pusaka Abadi” terpilih alias Sanny Oktovia bakal mengemban tugas sebgai duta yang akan mempromosikan nama sekolah Pusaka Abadi.

The Winners!!!
Para dewan juri secara langsung memberikan piala dan sertifikat kepada para pemenang. Ibu Yenny selaku Ketua Yayasan yang juga turut menghadiri acara tersebut secara langsung memasangkan mahkota kepada Sanny Oktovia, pemenang Kartini of Pusaka Abadi plus “Duta Pusaka Abadi” pertama. Dengan demikian berakhirlah serangakaian acara perayaan Hari Katini pada tanggal 30 April 2012.
Selamat Hari Kartini! Semoga perjuangan Beliau tidak pernah padam dan terus dilanjutkan oleh wanita-wanita Indonesia generasi lanjut generasi! Untuk “Duta Pusaka Abadi” Selamat mengemban tugas Anda sebagai “Duta Pusaka Abadi”, harumkanlah nama sekolah kita tercinta! Nah, untuk yang pengen lebih tau mengenai profil "Duta Pusaka Abadi" boleh melihat postingannya di sini.   

1 comments:

Devotio mea mengatakan...

Aubade?

Posting Komentar